Maret 10, 2011

Ironi Karateka Shotokan Indonesia yang Lupa pada Filosofinya
Posted: November 15, 2010 by pochipochini in Uncategorized
0

OSU…

Apakah anda seorang karateka shotokan?ya,saya juga seorang karateka yang mendalami aliran shotokan. Shotokan merupakan modernisasi Gichin Funakoshi pada karate tradisional dan saat ini memiliki banyak pengikut. Di Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak perguruan beraliran shotokan. Banyak pengikut, tetapi seperti manusia di terminal. Kohai banyak yang lupa akan nilai-nilai yang terkandung dalam karate itu sendiri seperti dojokun, nijukun, arti filosofi dari sabuk (obi), dan bahkan tidak tahu-menahu apa itu tora no maki , dan perjalanan shotokan karate.

Ironi yang pertama terlihat adalah sopan santun dalam memakai dan melepas sabuk. Sabuk merupakan penghargaan usaha pencapaian seseorang dalam studi latihan karate. Di Jepang, usaha seseorang sangat dihargai, penuh penghormatan, dan bukan sesuatu yang sepele seperti harakiri (bunuh diri untuk kehormatan). Bukan harakiri yang dicontoh, tetapi sikap menghargai dan menghormati. Selayaknya sabuk tidak terjuntai ke lantai apalagi sampai terinjak-injak. Hal ini merupakan bagian dari penghargaan kecil untuk usaha dan latihan kita selama studi. Selayaknya kohai yang lebih dewasa memberikan contoh yang benar dan bertata krama dalam memakai sabuk.

Ironi yang kedua adalah tora no maki. Tora no maki adalah simbol macan shotokan yang dilukis oleh sahabat Gichin Funakoshi dan melambangkan filosofi kekuatan dari seekor macan yang tidak pernah tidur dan selalu waspada. Ironis ketika saya mendapatkan pertanyaan dari seseorang karateka shotokan yang bertanya “lambang apaan nih?” atau pengidentikan simbol tora no maki dengan salah satu perguruan “lu dari perguruan X ya?”. Saya tegaskan kembali…Simbol ini merupakan simbol shotokan dan memiliki filosofi mendalam bagi semua karateka shotokan.

0 komentar: